Id:Contoh Assignment SD4CP
Halaman ini adalah contoh halaman Wiki yang berisi hasil akhir tugas untuk sebelum Training of Trainer SD4CP.
Tim trainer telah mencoba mengerjakan seluruh rangkaian tugas tersebut. Terdapat dua contoh dengan jenis bencana yang berbeda
PESERTA NANTINYA JUGA HARUS MEMBUAT HALAMAN SEPERTI INI UNTUK SATU CONTOH JENIS BENCANA SAJA
SKENARIO BANJIR KELURAHAN KUNINGAN TIMUR, KECAMATAN SETIABUDI, JAKARTA SELATAN
NAMA
Djunaedi
Username OSM: djunaedi_cool
LOKASI PEMETAAN
Wilayah yang menjadi lokasi pemetaan yaitu Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi, DKI Jakarta.
Kecamatan Setiabudi terletak di Jakarta Selatan, dengan luas wilayah luas wilayah 2.15 Km2,
terdiri dari 1,606 Keluarga (KK), 30 RT, 5 RW.
Menurut warga di sekitar, lokasi ini seringkali terendam banjir hingga ketinggian lutut orang dewasa (kurang lebih 50 cm)
Oleh karena itulah, daerah ini perlu dilakukan pemetaan untuk mematangkan persiapan penduduk dalam menanggulangi
bencana banjir di masa yang akan datang
METODOLOGI PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan survey lapang selama satu hari dengan memanfaatkan GPS. Bangunan tidak dapat
didigitasi menggunakan citra satelit Bing dikarenakan tutupan awan yang cukup tebal.
Pengumpulan data dilakukan pada hari Selasa, 26 Februari 2013. Kondisi saat itu cukup berawan.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan plotting titik-titik rumah. Kemudian dilakukan digitasi dengan
memperkirakan besar bangunan melalui software JOSM.
HASIL PEMETAAN
Dengan dilakukan pemetaan ini, didapatkan banyak objek bangunan
yang dapat digunakan sebagai data Exposure untuk penyusunan Rencana Kontijensi jika terjadi bencana di Kelurahan Kuningan Timur.
Sebelum dilakukan pemetaan, hanya sedikit objek bangunan yang telah terdigitasi pada OSM.
Setelah dilakukan pemetaan, dapat dilihat pada screenshot bahwa objek bangunan telah banyak yang terdigitasi pada OSM.
Berikut ini ada screenshoot daerah Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi sebelum dan sesudah dilakukan pemetaan:
Sebelum Sesudah
DOKUMENTASI PELAKSANAAN SURVEY
ANALISIS
Analisis dilakukan dengan membuat skenario apabila sungai Cideng meluap sejauh 10 meter, 20 meter, dan 30 meter
Oleh karena itu, data hazard diperoleh dengan melakukan buffer sungai Cideng, kemudian buffer tersebut ditandai sebagai
wilayah rawan banjir. Dengan bantuan InaSAFE, maka kita akan dapat mengetahui jumlah bangunan yang terdampak.
Berikut ini adalah hasil pemodelan dan perkiraan dampak dengan InaSAFE.
Skenario 1: Air dari Sungai Cideng meluap hingga 10 meter dari bantaran sungai
Dari 150 bangunan, terdapat 10 bangunan yang terdampak (ditandai dengan warna merah pada peta).
Sedangkan 140 bangunan lainnya tidak terdampak (ditandai dengan warna hijau pada peta).
Skenario 2: Air dari Sungai Cideng meluap hingga 20 meter dari bantaran sungai
Dari 150 bangunan, terdapat 56 bangunan yang terdampak (ditandai dengan warna merah pada peta).
Sedangkan 94 bangunan lainnya tidak terdampak (ditandai dengan warna hijau pada peta).
Skenario 3: Air dari Sungai Cideng meluap hingga 30 meter dari bantaran sungai
Dari 150 bangunan, terdapat 75 bangunan yang terdampak (ditandai dengan warna merah pada peta).
Sedangkan 75 bangunan lainnya tidak terdampak (ditandai dengan warna hijau pada peta).
SKENARIO GEMPA BUMI KELURAHAN KUNINGAN TIMUR, KECAMATAN SETIABUDI, JAKARTA SELATAN
NAMA
Betharia
username OSM: betharia_cutez
LOKASI PEMETAAN
Wilayah yang menjadi lokasi pemetaan yaitu Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi, DKI Jakarta.
Kecamatan Setiabudi terletak di Jakarta Selatan, dengan luas wilayah luas wilayah 2.15 Km2,
terdiri dari 1,606 Keluarga (KK), 30 RT, 5 RW.
Pada wilayah Provinsi DKI Jakarta terdapat beberapa sesar
Mengingat dari tahun ke tahun aktivitas gempa di Indonesia semakin meningkat, maka perlu disusun rencana kontijensi gempa
Kegiatan pemetaan ini merupakan langkah awal untuk mematangkan persiapan penduduk dan BPBD untuk mempersiapkan
jika di masa yang akan datang terjadi gempa di Provinsi DKI Jakarta
METODOLOGI PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan survey lapang selama satu hari dengan memanfaatkan GPS. Bangunan tidak dapat
didigitasi menggunakan citra satelit Bing dikarenakan tutupan awan yang cukup tebal.
Pengumpulan data dilakukan pada hari Selasa, 26 Februari 2013. Kondisi saat itu cukup berawan.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan plotting titik-titik rumah. Kemudian dilakukan digitasi dengan
memperkirakan besar bangunan melalui software JOSM.
HASIL PEMETAAN
Dengan dilakukan pemetaan ini, didapatkan banyak objek bangunan
yang dapat digunakan sebagai data Exposure untuk penyusunan Rencana Kontijensi jika terjadi bencana di Kelurahan Kuningan Timur.
Sebelum dilakukan pemetaan, hanya sedikit objek bangunan yang telah terdigitasi pada OSM.
Setelah dilakukan pemetaan, dapat dilihat pada screenshot bahwa objek bangunan telah banyak yang terdigitasi pada OSM.
Berikut ini ada screenshoot daerah Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi sebelum dan sesudah dilakukan pemetaan:
Sebelum Sesudah
DOKUMENTASI PELAKSANAAN SURVEY
ANALISIS
Analisis dilakukan dengan membuat skenario apabila terjadi gempa dengan pusat gempa di sekitar Jakarta,
sehingga gempa mungkin akan dirasakan hingga Jakarta dan berpotensi menimbulkan kerusakan
Data hazard untuk gempa diperoleh dari situs ShakeMap USGS
Setiap terjadi gempa, situs ini akan menyediakan data kekuatan gempa yang dirasakan di sekitar titik pusat gempa tersebut
Data gempa yang menjadi dijadikan contoh kali ini adalah gempa Sukabumi tahun 2009.
Dengan bantuan InaSAFE, kita akan memprediksi jumlah bangunan yang terdampak.
Berikut ini adalah hasil pemodelan dan perkiraan dampak dengan InaSAFE.
Skenario 1: Jika terjadi gempa dengan pusat gempa yang sama dengan gempa Sukabumi dan kekuatannya 4 MMI (gempa lemah)
Gempa dengan kekuatan 4 MMI setara dengan 4,3 - 4,8 SR. Kekuatan ini adalah kekuatan gempa pada pusat gempa (di Sukabumi).
Dari 150 bangunan, tidak terdapat satu pun bangunan yang mengalami kerusakan.
Ditandai dengan warna merah muda pada peta.
Tidak adanya bangunan yang mengalami kerusakan, selain karena pusat gempa jauh dari Jakarta,
juga karena kekuatan gempa kecil.
Skenario 2: Jika terjadi gempa dengan pusat gempa yang sama dengan gempa Sukabumi dan kekuatannya 12 MMI (gempa kuat)
Gempa dengan kekuatan 12 MMI setara dengan > 8 SR. Kekuatan ini adalah kekuatan gempa pada pusat gempa (di Sukabumi).
Dari 150 bangunan, ternyata seluruh bangunan yang mengalami kerusakan, dengan kategori rusak berat.
Ditandai dengan warna oranye tua pada peta.
Meskipun titik pusat gempa nya jauh, seluruh bangunan mengalami rusak berat karena kekuatan gempa besar.